Friday, 25 January 2013

The Hardest Moment of My Life

          di saat-saat terberat dalam hidup gue dan barangkali banyak orang di sekitar gue juga merasakan hal yang sama. ini adalah kesekian kalinya dalam keseluruhan timeline hidup gue, harus ngerasain beberapa kali berpisah dengan orang, kakak, temen, keluarga, and whoever to call. di manapun juga, di kala hempasan anjloknya harga jual komoditi tambang misalnya batubara, perusahaan tambang akan ngalamin yang seperti "ini" kira-kira (hah? kek gimana???) slow downnnnnn, no activity, kelabu, bener-bener kaga jelas. dan barangkali gue adalah korban dari kejamnya kondisi ini (unfortunately, I am just a victim of time), bersama teman-teman seperjuangan, sealmamater, senasib, wkwkwk, ... singkatnya, di akhir tahun ini produksi batubara dunia baru hebat-hebatnya. otomatis harga jualnya anjlok gag kekira sampe dasar lempeng samudera, hihihi. salah satunya, tanah air kita, indonesia tercinta yang menyadang negara eksportir batubara terbesar di dunia, yang juga punya banyak tambang skala kecil sampe jumbo jadi kewalahan menghadapi persaingan harga jual tadi,,, nah, pergolakan gag nyampe di situ aja, masalah biaya operasional tambang yang melejit di atas harga jual batubara cukup membikin orang-orang tambang kelimpungan. ada banyak mulut yang perlu di isi makan, masih ada berjam-jam kegelapan yang butuh penerangan, ada mesin yang terus digunakan yang butuh suplai BBM, belum lagi sekian puluh peralatan elektronik yang musti di kasih aliran listrik, ada lubang hutang yang mau tak mau juga harus segera ditutup, dan none ever knows the end. imbasnya can be more severe, "pengurangan karyawan" alias PHK. deg...deg...deg.....

         21, 13, 11, 8, makin lama makin menghilang, terlepas, terhempas tak kembali dalam gandengan, dalam rajutan perusahaan. manusia-manusia ini mencari lagi jalan hidupnya sendiri, ada maupun tanpa tujuan. gue yakin keluarga tak akan benar-benar terpisah, terpisah? terpisah karena batubara??! apa hubungannya? (hahaha) keluarga ada dalam hati, meski pada kenyataannya kita terpisah oleh ruang dan waktu (maaf lebe dikit gapapalah).
    
  teringat pesan mentor gue "tambang tak hanya sekarang, tapi nanti dan selamanya......!" ada beberapa kondisi yang cukup menggelitik, menguras emosi dan ujung-ujungnya perang batin luar biasa hebat. gue yakin, salah satu atau lebih dari yang tersisa di "sini" mengadapi kondisi yang gue maksud. offering letter perusahaan tambang di luar sana tak segan-segan menelusup di antara seabrek kerumitan tengkorak kepalanya. antara "YES" atau "NO". nampaknya kembali lagi ke pribadi dan tujuan dari masing-masing dari mereka. gue cuman bisa berharap semuanya akan baik-baik saja... and leave this sorrow behind our back... badai pasti berlalu.

Tuesday, 22 January 2013

?

... if you can find a path, with no obstacles it probably doesn't lead you anywhere! wow, this sounds great. Gue adalah satu dari milyaran insan di dunia ini seperti bintang kecil yang bertaburan di kegelapan malam. Walau kadang tak terlihat di balik awan, gue akan tetap berusaha bersinar lebih terang meski gue tau itu tak mudah.
21 Januari 2013, di otak gue sempat terbersit bintang itu harus bisa benar-benar terang seperti anak kecil yang bermimpi terbang di udara. That’s impossible, though. Anak kecil berusaha mencari jalan agar mimpinya bisa terwujud. Sesekali di tengah jalan panjang dalam setiap perjuangannya dia terjatuh karena terhalang oleh hambatan-hambatan yang seakan mencekiknya kuat-kuat agar mau berhenti bermimpi untuk mengudara. Anak kecil terus bangkit dan kembali meneruskan perjuangannya, mencari-cari jalan lain, memutar otak, melakukan eksperimen, mengerahkan semua daya dan upaya terbaik yang dia miliki. Dia telah banyak berkorban. Tenaganya, pikirannya, nyawanya…hingga pada akhirnya mimpinya untuk bisa terbang di udara terwujud. Dia menciptakan kereta terbang yang sekarang biasa kita tumpangi untuk berpergian.